Thursday, July 3, 2014

I Love Tokyo [Part 3]

A place to experience the real safe and comfortable feeling...

Sering dibilang kota paling bersih didunia adalah Singapore. Bagi saya hal ini kurang tepat, kota paling bersih yang pernah saya injak adalah Tokyo. Hampir tak pernah di Tokyo saya melihat sampah yang tidak berada di tempat sampah ....tepatnya hanya 1x saya melihat sampah tercecer di pinggir jalan. Entahlah....mungkin saya yang kurang lama berjalan menyusuri jalanan Tokyo^^


Pedestrian in Makuhari

Pedestrian yang bersih dan luas, dengan pepohonan di sepanjang tepi jalan, sangat nyaman untuk berjalan kaki. Bahkan saat hujan deraspun masih cukup nyaman untuk berjalan kaki, tak ada genangan air yang berarti, apalagi banjir...


Walking under hard rain around Ueno Park


Tak hanya bersih, kota ini juga memberikan perasaan aman dan nyaman. Berjalan sendirian sampai malampun tak ada rasa takut atau kuatir. Walaupun kemana-mana naik kendaraan umum, tapi tak pernah kuatir ketinggalan bus atau kereta, karena semuanya berjalan sesuai dengan jadwalnya, dengan tingkat ketepatan waktu 99,9%.


Walking in Shinjuku at night

Didalam stasiun walaupun penuh manusia yang berlarian kesana kemari, tapi tetap terasa nyaman, semua orang berjalan dijalurnya, antri tanpa saling dorong/serobot. Di eskalator satu sisi untuk yang mau berdiri diam, dan 1 sisi untuk yang mau lari. Untuk naik kereta, penumpang naik antri jadi 2 baris di sisi kanan dan kiri posisi pintu kereta, sedangkan bagian tengah dikosongkan untuk penumpang yang akan turun. Saat kereta tiba juga tak ada seorangpun yang berebut naik sebelum semua penumpang yang turun habis.


Long queue in Akihabara station, waiting for the train

Aturan main didalam angkutan umum tak perlu dituliskan dimanapun, tetapi dijalankan oleh semua orang, antara lain : Reserved seat benar-benar diperuntukkan untuk yang berhak (orang tua, orang cacat, ibu hamil, dll). Bahkan kadang dalam kereta yang sudah lumayan penuh, orang-orang muda memilih tetap berdiri, dan reserved seat dibiarkan kosong. Jarang ditemui orang yang bercakap-cakap atau menelpon dengan suara keras di dalam kereta (kalaupun ada biasanya pendatang/bukan orang Jepang), karena bagi mereka berisik di dalam kendaraan umum itu tidak sopan, bahkan HP pun di-silent sebelum naik kereta....nah lho...


Harajuku station and surrounding 

Satu kali saya naik Yamanote line dari Shin-Okubo station, setelah berada di dalam kereta agak lama, kereta tak juga bergerak, padahal biasanya Yamanote line ngga pernah pake lama, karena merupakan loop line di downtown Tokyo, alias jalur paling sibuk. Lalu terdengar pengumuman dari pengeras suara, tapi karena masih pagi dan agak ngantuk, saya malas konsentrasi mendengarkan, asik-asik aja duduk sambil seperti biasa tolah-toleh ala kampungan. Satu per satu penumpang kereta turun, sampai tinggal beberapa orang ....baru saya mulai panik, ada apakah gerangan? Dengan terpaksa mulai dengarkan pengumuman yang terus diulang-ulang tsb, menajamkan telinga, konsentrasi penuh, berusaha mengerti isi pengumuman, yang tentu saja dalam bahasa jepang. Setelah beberapa saat baru agak ngerti, ternyata di salah satu jalur Yamanote line sedang ada masalah, dan untuk sementara semua kereta di jalur ini tidak bisa jalan sampai masalah tsb berhasil diatasi. Jadi penumpang yang sedang terburu-buru disarankan pindah ke kereta jalur lain yang stasiunnya tak jauh dari situ.


Shin-Okubo Station

Saya langsung turun, dan keluar ke lobby stasiun ....ternyata pengumunan yang dari tadi diulang-ulang itu datangnya dari sang bapak kepala stasiun, dia berdiri di tengah lobby, berteriak-teriak memberikan pengumuman lewat pengeras suara, sambil tak henti-hentinya membungkukkan badan minta maaf pada para penumpang yang satu persatu meninggalkan stasiun tsb. Sementara staff stasiun lainnya dengan sigap mengembalikan uang pembayaran ticket untuk penumpang yang tak jadi naik kereta. Dari pertama dengar pengumuman sampai saya meninggalkan Shin-Okubo stasiun ada hampir setengah jam, dan mungkin setelah itu masih butuh waktu beberapa lama lagi sampai masalah teratasi ....saya hanya membayangkan, selama itu sang bapak kepala stasiun akan tetap meneriakkan pengumuman sambil meminta maaf pada semua penumpangnya....


Railway passing trough Tokyo massive hi-rise building

Untunglah kejadian seperti ini sangat jarang terjadi, karena tingkat ketepatan waktu kereta di Jepang adalah sampai ke detik. Bahkan bus yang notabene sangat tergantung pada kondisi lalu lintas, juga sopir bus-nya berusaha keras menepati jadwal yang telah ditetapkan. Bus akan berangkat tepat pada jam sesuai jadwal, dan tiba di tujuan setepat mungkin dengan jadwal.

Selain tepat waktu, yang menyenangkan dari naik kereta di Jepang adalah nyaman dan bersih, dan yang paling utama adalah cepaaaaat...terutama Shinkansen. Pokoknya ngga pake lama...

Shinkansen interior

What a wonderful world....


No comments:

Post a Comment