Friday, June 20, 2014

I Love Tokyo [Part 2]

Meet the amazing megapolitan people...


Kawaii generation at Akihabara, Tokyo

Tokyo, orang-orangnya funky, fashionable, tapi sangat sopan, teratur, dan saling menghargai. Sesaat takjub menyaksikan dandanan anak muda yang "ajaib" dengan gaya cosplay di kehidupan sehari-hari. Anak sekolah dengan seragamnya yang keren, seperti di film-film... sampai orang-orang tua-nya yang tetap mandiri. 


Old and young people enjoying Sakura blossom at Chiyoda, Tokyo


Disaat lain takjub, bagaimana ABG super funky tersebut tetap dengan sopan dan hormat memberikan tempat duduknya di kereta pada seorang nenek. Kemudian kembali takjub melihat seorang anak sekolah yang sedang berjalan sambil bercanda ramai dengan teman-temannya, mendadak berhenti, memungut sampah didepannya (bukan sampah dia), dan membawa sampah tsb sambil tetap bercanda, sampai melewati tempat sampah dan meletakkan sampahnya disitu. Speechless ....buset, pantesan nih kota bersih bener, pasukan kuning ngga laku kalo penduduknya kaya gini semua!


A high-schooler sweeping the road behind his school

Sebelumnya saya bayangkan Tokyo tak beda dengan ibukota Jakarta, dimana penduduknya cuek, individual, cenderung kasar ...ternyata salah! Justru bila dibandingkan dengan penduduk beberapa kota besar lain di Jepang, seperti Osaka, Kyoto, dan Nagoya, justru bahasa dan intonasi bicara penduduk Tokyo jauh lebih halus dan sopan.


Tokyo people enjoying Sunday near Ueno Park

Ditengah kesibukan dan irama kehidupan Tokyo yang super cepat, ternyata masih banyak yang peduli dengan sesamanya. Keramahan Tokyo people ini beberapa kali saya alami sendiri. Satu kali di stasiun, saat itu saya sedang berdebat dengan teman didepan peta, karena kita bingung akan kearah mana, tiba-tiba seorang salary man (istilah Jepang untuk pekerja kantoran) yang sedang berjalan terburu-buru, berhenti dan bertanya kepada kita dengan bahasa inggis yang terpatah-patah, "Can I help you? Where do you want to go?"

Satu kali lagi saat kita kesulitan membawa luggage yang yang cukup besar dan berat untuk naik tangga keluar stasiun, tiba-tiba tanpa banyak bicara, hanya sambil senyum-senyum, seorang bapak-bapak langsung mengambil alih luggage kita, mengangkatnya sampai keatas tangga, kemudian berbalik, membungkukkan badan sambil tersenyum, dan meninggalkan luggage kita diatas tangga ...dan kita yang cuma bisa bengong sambil mengucapkan thank you, arigato berkali-kali....dan bersyukur tadi tidak spontan berteriak "Copeeet!"


Young people at Harajuku, Tokyo

Pernah juga saat berjalan di Shibuya, saking asiknya si orang kampung ini takjub tolah-toleh kanan-kiri, sampai meleng dan menabrak seorang anak sekolah yang sedang berjalan sambil bercanda dengan teman-temannya. Sebelum saya sempat berkata apapun, si anak sekolah ini langsung berbalik, membungkukkan badan berkali-kali, sambil mengucapkan "gomen nasai" (maaf) ...dan saya cuma berkata lirih "I'm sorry" sambil bengong dan berpikir keras, kayanya tadi saya deh yang salah, saya yang nabrak dia, kenapa dia yang minta maaf ya...? Terbayang kejadian ini versi Jakarta, kemungkinan respon yang saya terima adalah mata melotot, sambil berkata "Heh! kalo jalan mata loe dipake donk!"

What a wonderful world...



No comments:

Post a Comment