Tokyo, my favorite city. Sebagai seseorang yang lahir dan besar di gunung, sampai sekarang kalau
disuruh pilih mau ke kota besar atau ke desa, saya pasti pilih ke desa....
kalau pilihannya desa atau gunung, saya pasti pilih gunung. Tapi pengecualian
untuk Tokyo, I love this city. Why?...
Rainbow Bridge with Tokyo Tower on the background ...2 of city's icon
Pertama kali ke Tokyo tahun 2004, berarti 12 tahun lalu ...kesan pertama ini mendalam sekali, seakan mata terbuka, ternyata di bumi ini ada sebuah kota megapolitan yang begitu besar dan padat, tapi everything so clean, well organized, neat, orderly, on-time... amazing!
Massive hi-rise building with a touch of Sakura line at Chiyoda area
Banyak hal yang bikin saya jatuh cinta pada Tokyo, tapi 3 yang paling utama :
1. Modern dan tradisional melebur dalam harmony
2. Orang-orangnya yang unik
3. Bersih luar biasa, aman, nyaman dan on-time
Berada di Tokyo serasa naik mesin waktu atau melewati pintu Doraemon
Hari minggu pagi menuju ke Harajuku station, persis di samping stasiun masuk ke Yoyogi Park, menikmati jalan pagi dibawah pepohonan rindang. Udara begitu sejuk. Perlahan mulai banyak anak kecil, sampai orang tua berdatangan, ada yang jalan santai, ada yang jogging, ada yang ingin bersantai di taman, ada yang menuju ke gymnasium, ada yang akan beribadat di Meiji Shrine. Di Meiji Shrine suasana tenang, teduh, dan sakral, hanya terdengar kicauan burung dan dentang lonceng kuil. Sesekali melintas beberapa orang ber-kimono. Serasa berada di kuil ditengah hutan.
Meiji Jingu in the deep Yoyogi forest
Setelah berkeliling kompleks Meiji Shrine dan Yoyogi Park, keluar kembali ke Harajuku ...langsung disambut kehidupan anak muda Tokyo, dengan dandanan yang "WOW" heboh! Harajuku di hari Minggu ...tak boleh dilewatkan! Funky dan kawaii fashion di Takeshita-dori dan Hi-class fashion di Omotesando, yang dijuluki Champs-Elysées nya Jepang sudah dipenuhi kaum muda Tokyo yang fashionable.
Omotesando Hills
Puas dengan hype Harajuku, lanjut ke arah utara Tokyo, area Asakusa, area "kota tua" ....kembali ke masa lalu. Berjalan melewati Nakamise-dori, deretan kios penjual berbagai souvenir dan makanan tradisional, menuju Sensoji Temple. Kaminari-mon (Kaminari Gate) dengan lampion raksasa yang menjadi simbol Asakusa menyambut pengunjung Sensoji Temple. Halaman Sensoji Temple sudah dipenuhi orang yang akan beribadah. Seluruh area Asakusa bernuansa Tokyo masa lalu, dan dapat kita jelajahi sambil naik ricksaw,
Asakusa area & Sensoji Temple
Saat hampir senja kita naik mesin waktu lagi, mengarah ke Tokyo sisi selatan, menyeberangi Rainbow Bridge, dan sampailah ke Odaiba, sebuah pulau buatan di area Tokyo Bay yang dibangun dengan gaya futuristik. Gedung Fuji TV dengan permainan lampu diseluruh permukaan gedung, bertemu dengan live size Gundam didepan DiverCity Tokyo Plaza, Tokyo Big Sight exibition and convention center terbesar di Tokyo, tempat diadakan annual anime/game show. Setelah menikmati indahnya sunset dan Rainbow Bridge yang dihiasi lampu beraneka warna, kembali kita menyeberang ke downtown Tokyo.
Tokyo Big Sight
Malam hari paling menyenangkan menelusuri jalanan di area Shibuya, keluar dari Shibuya station jangan lupa cari patung Hachiko. Disekitarnya pasti banyak orang muda nongkrong sambil bercengkerama. Lalu ikut ramai-ramai menyeberang Shibuya Crossing yang terkenal dan sering menjadi tempat shouting film. Pusat perbelanjaan dan entertainment penuh gemerlap neon sign, membawa kita tenggelam dalam kehidupan megapolitan Tokyo.
Do you get what i mean? Masa lalu, masa kini, dan masa depan : Kuil ditengah hutan - Pusat fashion dunia - Kota tua masa lalu - Future city - Megapolitan --> semua ada di 1 kota : Tokyo
What a wonderful world...
No comments:
Post a Comment